Sialangpalas - Pernah dong melihat atraksi gajah dalam sirkus. Juga wisata mengendarai gajah di beberapa tempat wisata. Memang terlihat lucu dan menyenangkan bisa menaiki binatang terbesar di darat. Tapi ternyata hal itu tidaklah menyenangkan bagi binatang berbelalai ini. Ada perlakuan kasar oleh pawang untuk bisa mendidik gajah menjadi binatang jinak dan penurut. Ada beberapa alasan mengapa kita harus menghentikan ini semua
1. Gajah meskipun terlihat jinak pada dasarnya mereka tetap binatang buas. Gajah secara genetik bukan untuk dijinakkan dan hidup berdampingan dengan manusia layaknyan kuda dan anjing
2. Sifat liar dan kekuatan fisiknya yang besar menandakan jika mereka tidak dapat dengan mudah dilatih untuk melakukan trik seperti pada sirkus. Jika ingin mendidik gajah maka ada proses yang menyakitkan, bahkan mampu menimbulkan trauma bagi gajah. Karena ada serangkaian proses pelatihan berupa penyiksaan serta kelaparan untuk menundukkan sifat liar mereka
3. Gajah merupakan salah satu hewan tercerdas di dunia. Sifat alaminya adalah menjelajah dan berkeliaran. Tapi yang digunakan dalam hiburan, gajah sering dikekang dengan rantai dan dikurung pada ruang yang sempit. Ini bisa menimbulkan gangguan psikologis bagi gajah serta gangguan perilaku berulang yang intens
4. Sebagian wisatawan membayar untuk mendekati gajah dan berfoto bersama, karena mereka mencintai hewan - Setelah itu mereka memberikan kesan positif terhadap tempat-tempat wisata tersebut ke orang lain untuk mengunjunginya. Mirisnya mereka tidak sadar dengan semakin banyaknya orang yang ingin berfoto bersama binatang, di balik itu ada perlakuan yang tidak menyenangkan yang diterima binatang oleh pawang agar mereka tetap berlaku baik pada pengunjung.
5. Foto bersama binatang penurut sebagai kenang-kenangan - Tempat apapun yang memungkinkan foto bersama binatang buas yang telah dijinakkan merupakan bentuk sikap mengambil keuntungan dari kekejaman yang diterima binatang. Anda mungkin senang tapi tidak untuk binatang.
6. Meskipun hidup di kebun binatang dengan kesejahteraan tinggi umur gajah realtif lebih pendek dibanding dengan gajah yang hidup di alam liar. Terlebih di tempat wisata dengan kesejahteraan buruk, pelecehan, pengabaian, rasa kesepian dan pola makan yang tidak teratur menjadi beberapa faktor penyebab berkurangnya umur gajah.
7. Meskipun ada klaim penangkaran, diperkirakan bahwa sebanyak 75% gajah dewasa yang digunakan dalam bisnis wisata adalah gajah yang diambil dari alam bebas. Penangkaran juga memicu perdagangan satwa liar karena meningkatnya permintaan terhadap binatang ini.
'
8. Induk gajah tetap dekat dengan keluarga dan kelompoknya untuk melindungi gajah yang lebih muda. Tragsinya para pemburu liar yang mengincar anak gajah akan membunuh setidaknya 3 betina karena coba melindungi anak gajah, saat akan diambil untuk dijual ke pariwisata
9. Kita bisa melakukan kampanye melindungi gajah untuk menyadarkan orang-orang terdekat kita dengan cara menyebarkan artikel ini, melalui pesan: Gajah adalah satwa bukan penghibur (sumber)
1. Gajah meskipun terlihat jinak pada dasarnya mereka tetap binatang buas. Gajah secara genetik bukan untuk dijinakkan dan hidup berdampingan dengan manusia layaknyan kuda dan anjing
2. Sifat liar dan kekuatan fisiknya yang besar menandakan jika mereka tidak dapat dengan mudah dilatih untuk melakukan trik seperti pada sirkus. Jika ingin mendidik gajah maka ada proses yang menyakitkan, bahkan mampu menimbulkan trauma bagi gajah. Karena ada serangkaian proses pelatihan berupa penyiksaan serta kelaparan untuk menundukkan sifat liar mereka
3. Gajah merupakan salah satu hewan tercerdas di dunia. Sifat alaminya adalah menjelajah dan berkeliaran. Tapi yang digunakan dalam hiburan, gajah sering dikekang dengan rantai dan dikurung pada ruang yang sempit. Ini bisa menimbulkan gangguan psikologis bagi gajah serta gangguan perilaku berulang yang intens
4. Sebagian wisatawan membayar untuk mendekati gajah dan berfoto bersama, karena mereka mencintai hewan - Setelah itu mereka memberikan kesan positif terhadap tempat-tempat wisata tersebut ke orang lain untuk mengunjunginya. Mirisnya mereka tidak sadar dengan semakin banyaknya orang yang ingin berfoto bersama binatang, di balik itu ada perlakuan yang tidak menyenangkan yang diterima binatang oleh pawang agar mereka tetap berlaku baik pada pengunjung.
5. Foto bersama binatang penurut sebagai kenang-kenangan - Tempat apapun yang memungkinkan foto bersama binatang buas yang telah dijinakkan merupakan bentuk sikap mengambil keuntungan dari kekejaman yang diterima binatang. Anda mungkin senang tapi tidak untuk binatang.
6. Meskipun hidup di kebun binatang dengan kesejahteraan tinggi umur gajah realtif lebih pendek dibanding dengan gajah yang hidup di alam liar. Terlebih di tempat wisata dengan kesejahteraan buruk, pelecehan, pengabaian, rasa kesepian dan pola makan yang tidak teratur menjadi beberapa faktor penyebab berkurangnya umur gajah.
7. Meskipun ada klaim penangkaran, diperkirakan bahwa sebanyak 75% gajah dewasa yang digunakan dalam bisnis wisata adalah gajah yang diambil dari alam bebas. Penangkaran juga memicu perdagangan satwa liar karena meningkatnya permintaan terhadap binatang ini.
'
8. Induk gajah tetap dekat dengan keluarga dan kelompoknya untuk melindungi gajah yang lebih muda. Tragsinya para pemburu liar yang mengincar anak gajah akan membunuh setidaknya 3 betina karena coba melindungi anak gajah, saat akan diambil untuk dijual ke pariwisata
9. Kita bisa melakukan kampanye melindungi gajah untuk menyadarkan orang-orang terdekat kita dengan cara menyebarkan artikel ini, melalui pesan: Gajah adalah satwa bukan penghibur (sumber)