Sangar! Tak Gunakan Cambuk Suku Ini Gunakan AK47 Untuk Gembala Ternak

Sialngzone - Meskipun banyak suku pengembala di dunia ini, tapi rasanya tidak ada yang lebih berdedikasi dibanding suku Mundari yang tinggal di tepian sungai Nil, Afrika. Seluruh gaya hidup mereka dicurahkan sepenunya untuk merawat ternak sapi. Jenis sapi yang diperlihara adalah Ankole-Watusi, jenis sapi bertandung besar yang bagi penduduk setempat dikenal dengan "ternaknya para raja".


Sapi-sapi tersebut tumbuh hingga setinggi 8 kaki, dan harga jualnya per ekor pun bisa tembus 500 dolar Amerika. Tak heran jika Mundari menganggap hewa-hewan ini sebagai aset paling berhaga.

Suku ini tinggal di Sudan, sebagai negara baru merdeka di tahun 2011, kemanan tentu belum terlalu stabil. Tingkat kriminalitas pencurian masih tinggi, terlebih cara berternak suku ini tidak dalam kandang, tetapi digembalakan di tempat terbuka seperti kawsan hijau di sepanjang pinggiran Sungai Nil. sehingga dalam menjaga ternak suku Mundari menggunakan senjata mesin Ak 47.

Suku Mundari tidak takut perang, senjata mereka tidak digunakan untuk menyakiti siapapun, kecuali para pencuri yang berani menggangu ternak mereka.

"Sulit untuk melebih-lebihkan pentingnya ternak kepada orang-orang Mundari," kata Zaidi seorang fotografer lokal. "hewan-hewan ini adalah segalanya bagi mereka." Fotografer tersebut menjelaskan bagaimana "hampir setiap pria yang saya temui ingin saya memotret mereka dengan sapi favoritnya." Sapi lebih banyak mendapat perhatian dibanding istri dan anak-anak mereka.


"Ternak mereka adalah bentuk simbol mata uang dan status, dan merupakan bagian penting dari keluarga atau mas kawin. Sejak berakhirnya perang sipil, ribuan orang telah kembali ke Sudan Selatan mencari istri, ini tentu mempengaruhi mahar perempuan di sana semkin tinggi. Secara langsung hal ini mempengaruhi harga sapi yang semakin tinggi.

Mungkin ini sebagian karena fungsi dan simbolisme Ankole-Watusi. Setiap sapi sangat berharga sehingga jarang terbunuh karena dagingnya. Bagi mereka sapi adalah lemari makan yang berjalan, apotek, mas kawin, bahkan teman. Jelas bahwa sapi adalah sumber yang mempertahankan bukan hanya manusia, tapi juga cara hidup.

Orang Mundari posturnya tinggi dan berotot terlihat seperti binaragawan, tapi menu makan mereka sebenarnya tidak diatur layaknya binaragawan profesional, hanya susu dan yogurt, itu saja.

Urin sapi memiliki kegunaan yang lebih tidak biasa. Pria Mundari akan berjongkok di bawah aliran urin sapi, bagi mereka itu adalah cairan antiseptik dan sebagai pilihan estetika - amonia dalam warna urine sebagai perwarna rambut Mundari.


Sedangkan kotoran sapi akan ditumpuk tinggi lalu dibakar, abunya digunakan sebagai bentuk antiseptik dan tabir surya oleh para gembala, melindungi mereka dari panas 115 derajat.

Sapi, menurut Saidi termasuk binatang paling dimanjakan di suku Mundari. Katanya ia menyaksikan Mundari memijat hewan mereka dua kali sehari. (CNN)
LihatTutupKomentar