Anak Petani Ini Diterima di Harvard. Kisahnya Inspiratif

Romnick (teangah)  dan kedua orangtuanya
Sialangzone - Kita tau beberapa orang lulusan dari Harvard berhasil di kehidupan luar kampus. Barack Obama, John F, Kennedy, Bill Gates dan Marks Zukerberg adalah deretan nama beken yang berhasil sukses di dunianya masing-masing. Meskipun beberapa diantara mereka tidak berhasil lulus secara akademi, namun nama mereka sudah bisa menjadi penilaian bahwa Harvard kampus besar kelas dunia. Untuk masuk ke dalamnya kita harus besaing dengan calon mahasiswa di seluruh dunia. Sungguh tidak mudah.

Berasal dari negara maju dan keluarga berada tak bisa menjamin seseorang dengan mudah masuk ke dalammnya.

Bagi sebagian orang bisa menginjakkan kaki di altar harvard hanyalah sebuah mimpi. Tapi tidak dengan anak petani asal Filipina, dan kini ia hanya tinggal menunggu diterbangkan untuk segera belajar di sana.


Tekadnya untuk terus belajar patut diacungi jempol.Romnick Blanco adalah anak ke 7 dari 9 bersaudara. Tidak seperti saudaranya yang lain, dia tak putus sekolah karena benar-benar ingin belajar. Meskipun tinggal di Bulacan dan mendaki bukit Sierra Madre Mountains, butuh waktu dua jam untuk mencapai sekolah, namun ia tak pernah patah semangat.


Romnick sudah  menerima kabar luar biasa bahwa dia adalah satu dari 5% pemohon yang diterima di Universitas Harvard. Blanco akan mengambil beasiswa penuh ke Harvard yang mencakup biaya kuliah, akomodasi, tiket pesawat, dan pakaian, kata ISM (International School Manila) dalam sebuah pernyataan. Pemuda itu akan terbang ke luar negeri pada tahun 2018. Saat ini ia masih kuliah di Universitas Ivy League

Romnick tumbuh di sebuah desa miskin di Bulacan. Dengan kondisi serba sulitd banyak penduduk lokal merasa sangat kehilangan harapan. Dia berkata: "Ini adaalah tempat di mana orang hidup dalam keputusasaan. Mereka percaya bahwa tidak peduli apapun yang terjadi, bahwa mereka akan tetap menjadi miskin selamanya. Mereka tidak melihat cahaya di ujung terowongan.


Namun, setelah diterima di Universitas Ivy League, keluarga, teman, dan tetangga Romnick melihat secercah cahaya dan mulai ada harapan kembali.

Romnick menganggap diterima di universitas Ivy League sebagai sebuah keajaiban. Dia berkata: "Pemberkatan menakjubkan yang telah saya terima akan dipandang oleh banyak orang sebagai sebuah prestasi, tapi jika saya bersikap jujur, saya benar-benar percaya bahwa apa yang terjadi pada saya ada sebuah keajaiban."

Pemuda itu telah memilih Harvard. Itu karena reputasinya dan dia percaya pada motonya, "Veritas: Saya akan pergi ke mana kebenaran menuntun saya." (v4)

LihatTutupKomentar